Rabu, 18 Desember 2013

(Tanggal) (1)

Selamat atas rasa, mereka datang tanpa mau dan pergi tanpa tunda. Bagian itu menggores setiap helai bulan yang terus berputar pada angka-angka yang berjalan tanpa henti. Aku saja tak bisa menghitung lagi apa langkah ini sudah melaju dalam jutaan memori atau bahkan aku tak pernah memiliki memori. Aku mengingat bahwa satu cuplikan lalu kamu datang dan mendebarkan rasaku yang tak pernah ada, kamu meminta janji pada langit agar menjaga bagianmu yang kau cinta katamu. 


Menjalin genggaman tanpa batas kau mau sudahi namun langit tak melukiskan pancaran matahari dengan memorimu, kau melangkah dengan eratnya janji yang sedikit mengikis pada lenganku. Bunga berkelopak putih sebagai tanda aku mengucap kata yang kau ingat tentunya, hingga batas tak menjadi tangan yang  mengingkar ikatan. 
i

Minggu, 12 Mei 2013

Rindu saja pada cerita

Apa kabar dengan sebuah bait kata-kata yang kuabaikan sekian lama karna kewajibanku harus segera terselesaikan, suka saja melihatmu hanya ingin tau bukan untuk menyatu lagi. Kita apa kabar dengan kita yang lalu ceritanya sudah kutinggalkan sejak pesan singkat pagi itu. Siapa dia? atau siapa kita?
Syair saja sudah tak nampak pada layarku apa lagi imajinasi yang biasa kumainkan dengan waktu semua sepi dan diam saja kalo begitu.
Pernah kau bertanya pada malam yang jadi teman saat kita hanya bersenda gurau lupa dengan detak jarum jam yang terus bergeser dengan malam yang menjadi pagi. Apa kau sudah lupa dengan cerita yang kita buat dengan suara-suara dering yang kau sapa dengan manja.
Masih dengan keras pikiranmu yang tak terjangkau dengan gesekan memoriku. Hanya ingin menyapa saja lewat bait kata.


Pagi dengan merdu terkicau gemuruh rindu pada tuan yang tak bernama hanya dengan apa yang kau bawa dipundakmu. T.B





i. d. a

Jumat, 15 Maret 2013

Cuma Cerita

Hanya mengikuti apa yang tergaris oleh takdir saja maka kubiar ia mengalir tanpa halang yang memaksa biar singgah. Mungkin bukan cerita ini yang terbaik jadi bagian perjalanan tentang aku dan kamu (nanti), bukan saja hanya akan ada kata bersama tapi selamanya itu untuk aku dan kamu (nanti). Liat saja pelangi bermain dengan warna tanpa muram ia cerah dengan nada-nada sang kicauan pagi. Menghirup semilir yang menari diantara mimpi.

Aku (nanti) dan Kamu (nanti)







i. d. a.

Jumat, 15 Februari 2013

Mendung

Umpama saja mendung itu hanya bagian dari langit yang menyendu dengan tenang hingga sebagian dari bulir yang menetes perlahan mulai terjatuh diatas tanah dari yang menjejak, maka jadi lunak bagian pori yang merongga diantara tanah. Mungkin saja mendung juga hanya bagian dari lelahnya surya berbagi hangat saat bosan yang menyatu dengan alam.

Ah, hanya umpama saja bukan berarti benar adanya. Biar mendung jadi apa mau dan tujuannya hadir menyelimuti semesta yang ada diatas gerak langkah kami. 

Hanya sedikit sendu jika mendung tak usai dalam hari, tapi sedikit sejuk menghantar waktu diantara hari.



i. d. a.

Jumat, 11 Januari 2013

Sepi

Umpama saja bagian yang berbisik itu angin maka berkawan dengan nada tanpa nyata, setidaknya menikmati semilir yang terasa tanpa sepi. Mungkin diam itu sepi bahkan sepi jadi kawan jika begitu. Biar sepi tapi satu tanpa sepi. Tak bersuara tapi sepi tak membenci karna sepi kawan sejati. 
Kita itu sepi tapi tak sepi karna warna ada kita jadi satu dalam diam dan ilusi. Biar bergilir dengan semilir biar tak bosan dalam sepi. Sekedar bermain dengan gemercik yang bergericik biar tanpa sepi lagi jika bosan dengan sepi.









i. d. a.

11-01-2013

Senin, 07 Januari 2013

Pena Diujung Kertas

Malam itu dengan detak nadi yang berbaur jadi lebur atas angin yang berhembus tanpa nyata dan rasa yang memikat, aku diam hanya memainkan pena tanpa bercerita dengan langit. Memainkan kata-kata dalam ilusi tanpa peluh menarik jemari dengan kertas tanpa tinta. Putih aku bisu, tanpa tanda-tanda bercak yang membekas. Memori dengan pena. Hanya nikmati kertas tanpa kata atau berjalan dengan warna yang mengikat tinta.

Diam saja dengan pena diujung kertas, berkicau lewat ilusi dan angin yang menanti sadar. Dering tanda waktu yang memikat dengan pesona akan henti yang berdetak. Menyeret bagian lembar yang kosong. Mewarna tanpa ingin berganti cerah, pekat saja biar tau nama itu apa. Biar jadi catatan-catatan tak berujung dengan pena.







i. d. a.

7,1,2013