Kamis, 27 Desember 2012

Malam Syair

Kau tau bagian candu yang tertanam dalam malam itu syair yang mengalir atas suara-suara hati yang menjalar. Mungkin waktu punya batas dan tanda sebagai penentu antara kita. Menanti rembulan malam tempat cinta bertahta agung pada singgasana istana hati. Merdu, kicauan malam yang berdendang tanpa henti antara insan yang memadu dalam renda-renda rasa. Kita hanya bagian dari insan yang memiliki rasa dalam peti-peti kebungkaman. Aku yang berjalan menyusuri tiap detik hitungan waktu yang menghunjan dengan romansa-romansa malam. Tanpa eluh kupupuk rasa yang kadang mulai melemah dengan waktu yang terasa panjang meski waktu memegang erat dengan batas.

Syair-syair kaku dalam helai yang tertuang tinta-tinta baku. Ini bukti rasa yang tertuang dalam bait kata yang terhenti dalam tinta yang menyusut diunjung pena. Sekedar melampaui catatan kecil yang jadi ilustrasi memori imanjiner. Biar kunikmati syair malam dengan roma tanpa batas dan waktu yang berbatas. 




i. d. a.

Jumat, 21 Desember 2012

Done..!!

Hei semesta aku hanya memilih rembulan malam dalam satu tanpa hina kuduakan pagiku, aku ingin lelap dengan segera dan lupa akan memori kita. Sudahi segala cerita yang jadi lebur karena aku bukan yang kamu mau dalam impianmu dan bukan aku yang ingin kamu miliki, aku rasa itu kini mungkin juga kelak. Biar kutup dan kusudahi jika memang kau tak akan kembali karna aku wanita dan aku tau aku punya rasa lebih diantara sekat yang mengisi ruang hati. Malam itu Gadis menikmati lamunannya dan tiba-tiba ada sms masuk ke hp Gadis.

Send to Gadis                 : Hei Gadis apa kabar? kamu lagi ngapain?
Gadis reply message      : Ini siapa?
Send to Gadis                : Bara, masih inget?
Gadis reply message      : Iya tentu aku masih inget, ada apa Bara?
Send to Gadis                : Lusa mau ya pergi sama aku temenin aku nikmatin Jakarta?
Gadis reply message     : Liat nanti ya, sorry udah malem aku tidur duluan... selamat malam Bara
Send to Gadis                : Semoga mimpi indah, i like your boots yesterday

Gadis yang malam itu dihubungi seorang pria yang belakangan ini suka memperhatikannya dikampus yang ternyata Bara adalah pria yang suka sekali dengan cara berpenampilan Gadis yang luar biasa ajaib tapi lebih dekat dengan aneh itu, ya itu karena Gadis adalah sosok wanita yang cuek banget dan suka banget pake sepatu boots. "Semesta, demi apapun itu aku harus apa?" celoteh Gadis sebelum akhirnya ia memutuskan meninggalkan singgasananya dibalkon kosan.

kriiiinggg.....kriiinggg.....kkkkriiiiiinggg.......

Bunyi suara alarm kamar Gadis yang super ga nyantai itu berhasil membangunkan Gadis dari mimpi indahnya itu. 

"Oke....aku udah bangun nih alarm sssttt...berisik banget tauk" Gerutu Gadis sambil beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah mematikan alarm dan segera menuju kamar mandi.

Pagi ini ternyata Gadis memiliki jadwal konsul dengan pembimbing skripsinya dengan memulai hari bertatap muka dengan dosen yang slalu jadi tempat eluhan dan progres di setiap bab skripsinya yang katanya skripsinya itu adalah pacar pertamanya sekarang. 

"Gadis, kamu kapan mau turun lapangan? saya mau segera ya" Tegas ibu dosen pembimbingnya
"Iya bu, kalo hari ini saya engga dapet revisian brarti lusa saya sudah bisa langsung turun lapangan bu3
"Bagus, lanjutin hari ini tidak ada revisian dan minggu depan segera kamu lapor sama saya apa progress dari kamu"
"Iya bu, makasih bu" jawab Gadis sambil tersenyum. "Kalo begitu saya permisi bu" Pamit Gadis.

Mungkin hari ini Gadis tak ada jadwal lain selain menyibukkan dirinya dengan beberapa keperluan untuk skripsinya dan ketiga sahabat Gadis yang kebetulan tak nampak dikampus karena urusan skripsi mereka. Tanpa sendu hari maka ternikmati dengan padatnya waktu biar saja berpetualang demi waktu yang berbatas.

"Kusudahi hariku tanpa ada kamu yang tak ingin kuingat sekarang, entah nanti atau lusa atau bahkan aku ingin berdoa tak ada lagi kamu dari detik-detik masa yang menemani persinggahan yang tak tau mau kularungkan kemana? Apa aku ini alammu? atau aku ini penghias waktumu? kamu ya, cuma kamu yang tau itu apa yang kau maknai. Hei Tuan Beransel" dengan lincah tangan Gadis mulai menari dengan carik usang yang slalu tersedia didalam tas ransel andalannya itu dan dengan segera ia lipat kertasnya berbentuk burung dan ia simpan dalam box yang bertulis SAMPAH SUARA miliknya itu.


"Selamat menikmati semesta yang membawa impian kian melesat dengan ilusi"

(part 4)




i. d. a.


Jumat, 07 Desember 2012

Done..!!



Sunyi itu sudah bagian dari warna maka biar saja tetap sunyi jika sunyi baiknya tetap sunyi. Mendera dibagian tulang yang mejadi sandaran tempat hati kini bertahan dengan ngilu yang kian menusuk. Akhir tahun akan tiba dan semua akan berganti tanpa ada warna baru.

"Semesta..demi Tuhan bantu aku untuk bergerak.....!!" Teriak Gadis malam itu dibalkon kosannya.

Dan tanpa sadar teriakan Gadis membuat si mba penjaga kosan lari tergopoh-gopoh keluar dari kosan lantai bawah dan kemudian melongok keatas tempat asal suara yaitu balkon kosan "Mba Gadis kenapa? kok teriak malem-malem gini? mbaa Gadis ga pengen bunuh diri kan?" si mba langsung ngasih rentetan pertanyaan. "Engga mba sumpah engga kok, maaf ya keberisikan ya?" jawab Gadis, "Syukurlah kalo gitu, aku bisa tenang nonton sinetron lagi kalo gitu" si mba pun langsung masuk lagi. "ampun deh ya si mba..." gerutu Gadis.

Segera malam itu Gadis kembali melesat dalam pikirannya sendiri "Ya Tuhan... satu kata done saja udah bikin aku begini gimana kalo sampe aku bilang aku ini udah jatuh cinta sama kamu dari setahun yang lalu dan dengan rajinnya aku emang slalu nulis tentang kamu dan ternyata mungkin kamu akan bilang, 'dasar cewek aneh bisa-bisanya suka sama gw' astaga Tuhan....!!! engga pokoknya engga bodo deh dia sekarang tau apa yang aku rasain tapi sumpah demi apapun aku ga mau ketemu dia lagi. Aku gengsi banget aku ga mau pokoknya engga" 

Terus saja malam itu Gadis berdebat dengan suara hatinya sendiri Sepertinya peristiwa yang terjadi antara ia dan tuan beransel waktu itu membuat perubahan besar dalam hidup Gadis. Gadis enggan melewati tempat yang memungkinkannya bertemu tuan beranselnya itu, menghindari tegur sapa dengan socmednya dan tidak pernah sekalipun Gadis membalas sms dari tuan beranselnya itu.

"Astaga Dis....mau sampe kapan lo kayak orang ketakutan begini?" Tanya Vivi yang sudah tidak tahan lagi melihat tingkah sahabatnya. "Kalo lo ga pernah bisa bersikap biasa aja sama tuan beransel lo itu, lo akan semakin kesiksa dengan rasa takut yang gw sendiri ga ngerti kenapa lo mesti ngerasa takut sama dia" Lanjut Vivi

"Gw sendiri ga tau deh, ga tauuuu......." Jawab Gadis dengan lirih.

"Iaudah..sekarang kamu harus bisa kuat ya ngadepin semua yang udah kamu putusin dan kamu juga harus siap dengan segala konsekuensinya DIs" Tukas Daru

"Iya..." Jawab Gadis sambil mengusap air mata yang sedari tadi ia keluarkan.





(Part 3)

i. d. a.

Rabu, 05 Desember 2012

Done...!!


Akhirnya semua berakhir hanya dengan kata "done", jika saja tepian itu dapat memadu kasih dengan jingga maka akan tersatukan dalam memori. Dengan Pagi saksi percakapan Gadis dan Vivi.

"Pagi Gadiiiisss.........." sapa Vivi.
"Hmm...." jawab Gadis loyo.
"Hati sehat beb?"
"Lesu..."
"Hahahhaha....." Vivi terkekeh.

Suasana kampus yang riuh tak berpengaruh dengan pikiran Gadis yang masih asik ngobrol sama dirinya sendiri didalam hati. "Tidak akan pernah ada kata kita memang ya?" "Enggalah, emang siapa yang mau sama cewek super ajaib macam aku gini" "iya ya, ajaib sm aneh bedanya tuh tipiiiiis.. banget" "Yaampun". 

Gadis, perempuan yang hobi banget jadi anak super ajaib dan aneh. Gadis itu suka banget ngelontarin kata yang tanpa sengaja kepleset maksudnya A keluarnya B, suka main-main sama imajinasi yang dijadiin bait syair yang katanya syair itu bagian dari hidupnya, dan Gadis itu cewek super oon yang tiap jatuh cinta berubah drastis makin kliatan gagu yang ada dikepalanya ya cuma nulis apa yang dia rasain tapi habis itu bait kata-katanya dimasukin box yang sengaja dikasih nama SAMPAH SUARA

"Terus sekarang dia udah tau dis apa yang lo rasain ke dia? so, lo kok masih diem sih?" cerocos Rini yang baru aja dateng dan langsung duduk disebelah Gadis.

"Maap aku telat, terus gimana nih?" samber Daru yang menyusul kedatangan Rini yang memilih duduk disebelah Vivi.

"Hmm.." tiba-tiba Gadis berdiri dan berkata "Wahai semesta tolong jawab semua pertanyaan mereka biar kuberikan hak istimewa untukmu mewakiliku kali ini"

Tiba-tiba Rini berdiri dan langsung noyor kepala Gadis "Jangan kumat ajaibnya, buruan cerita...!!"

"Dia bilang 'Done...' iaudah gitu aja mungkin" "Udah ah engga mau bahas ini dulu"
Jawab Gadis dengan singkat dan ketiga sahabatnya pun mengerti jika Gadis memang sedang tidak ingin mengulang memorinya.

Memori itu bagian yang menyimpan jadi biar saja kalau begitu. Biar saja iya memaju dan mundurkan ingatan untuk menyatukan cerita-cerita. Satu tak akan satu jika remahan tak akan ingin menyatu dalam memori. Maka simpan saja ingin tak inginmu.



(part 2)





i. d. a.

Senin, 03 Desember 2012

Done !!

Awalan itu ada dari kata yang tersusun dalam bait cerita, waktu tetap saja bergulir tanpa henti meski semua tempat telah bosan kucampur aduk dengan nama warna-warni cerita. Nama kita atau hanya namamu yang kutuju jadi satu. Terus saja berkelana dan berkata "ini hidupku maka biar kuberi warna sesukaku". Tak ada nama lain yang kucampur maka ini cerita tentangmu saja. Malam saja suka dengan semesta sebagai penghias biar jadi warna. Tulis saja terus tentang warna-warna yang kaku nampak gimik tingkahmu.

Aku bercerita maka biar aku yang mengarang dalam kata yang ingin kususun. Biar ilusi itu tetap ada dan hanya aku yang tau. 

"Done...!!!" kau banting semua lembar itu.

"Jangan lagi kamu hanya bersuara lewat lembar-lembarmu ini, aku nyata didepanmu dan aku bukan ilusimu" "aku pria yang katamu kau cintai"

Aku cuma bisa lalu dengan bungkamku, aku tau kau pria yang kucintai tapi tidak dengan wanita-wanitamu yang lain. Aku bukan mereka jelas bukan mereka karena aku tak bersuara, sedang mereka lantang dengan suara. Jika kau berkata aku bisu, biar. Jika kau bertanya apa mauku? akan ku jawab "aku cuma ingin mencintaimu dengan caraku".

Jika waktu saja setia dengan ceritaku maka kupilih waktu saja. Mungkin benar awalanmu menatap wajahku dan berkata "Done.....!!". Kau bukan aku maka kau tak tau aku, kau hanya lihat aku tapi tak mengerti rasa tentang aku. Maka selesai saja kalau begitu bait ceritaku, bukan kamu tapi cuma aku. Setiaku pada lembar ceritaku bukan lembar ceritamu.

(part 1)





i. d. a.