Kamis, 27 Desember 2012

Malam Syair

Kau tau bagian candu yang tertanam dalam malam itu syair yang mengalir atas suara-suara hati yang menjalar. Mungkin waktu punya batas dan tanda sebagai penentu antara kita. Menanti rembulan malam tempat cinta bertahta agung pada singgasana istana hati. Merdu, kicauan malam yang berdendang tanpa henti antara insan yang memadu dalam renda-renda rasa. Kita hanya bagian dari insan yang memiliki rasa dalam peti-peti kebungkaman. Aku yang berjalan menyusuri tiap detik hitungan waktu yang menghunjan dengan romansa-romansa malam. Tanpa eluh kupupuk rasa yang kadang mulai melemah dengan waktu yang terasa panjang meski waktu memegang erat dengan batas.

Syair-syair kaku dalam helai yang tertuang tinta-tinta baku. Ini bukti rasa yang tertuang dalam bait kata yang terhenti dalam tinta yang menyusut diunjung pena. Sekedar melampaui catatan kecil yang jadi ilustrasi memori imanjiner. Biar kunikmati syair malam dengan roma tanpa batas dan waktu yang berbatas. 




i. d. a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar