Kamis, 20 September 2012

Usai Saja Masaku

Semakin bisu kufikir asa dan rasaku
lelah menyeret memorimu lenyap dibalik bayangan yang kuhindari.
Terdiam dan kian tersudut pada bait yang tak ingin kucatat.
Kubiarkan semakin memudar hingga lebur dan hilang.
Kubuka saja lembaran baru biar kusimpan lembar lamaku.
Kusimpan tak akan kubuang,
Kujadikan kenangan kelak yang akan membantuku mengingat sejarah jalanku.

Bagian memori masih banyak tak terisi
Enggan menarik masa yang lampau
Biar saja memoriku melaju tanpa henti

Menari, bahagia tanpa ada sendu lagi
Tertawa tanpa segan
Menikmati mentari dan senja dalam hari tanpa batas


i. d. a.

Rabu, 12 September 2012

Pulau Dewata

Dilahirkan di denpasar 9 januari 1991







Dilahirkan dari rahim seorang ibu yang kupanggil mama



Dan liburan dengan keponakan kecilku yang menggemaskan





Kami terpesona dengan tarian mereka







Dua pantai yang slalu menggoda ketika kembali kerumah dream land & seminyak










Sabtu, 08 September 2012

Mata Pencatat Bait-Bait Imajinasi

Tertegun pada tiap celoteh sang pencatat yang tak mengenal waktu
Mereka bicara, mereka mencatat dan mereka berkarya
Semudah itukah memainkan imajinasi?
Terperangah...

Entah melayang kemana rasa dan rekaan karya yang tak terduga
Kadang ingin menggores bait-bait hingga naskah terbentuk

Imajinasi itu kunci kata sorot mata mereka
Mimik dan gurat senyum mereka tak menyekat ruang
Tak ada batas pada karya yang menjadi nyata bagi mereka

Satu kata, dua kata dan hingga berkata-kata tanpa batas
Ya, itu mereka...

Para pemeran imajinasi pada karya yang tertuang dalam carik tak bernama



i. d. a.

Kamis, 06 September 2012

Kamboja

Wangi mengikat, indah sosok helai mahkota dan menggoda penikmat dewata.

Menghiasi helai rambut sang penari dengan lekuk gemulai kenafsuan pada lukisan tubuh nyata dan bernyawa.

Putih dan menguning, cantik begitu mekar nampak kokoh helai tersusun.

Semerbak tak kenal waktu.

Abadi sang bunga kemboja penghias gadis dewata. 



i. d. a.

Rabu, 05 September 2012

Mengukir bait-bait

Gemercik sang rintik kunikmati saat senja hampir saja menyapaku, menyeka pipi dengan sehelai sapu tangan merah jambu milikku. Aku rindu syair..aku rindu semesta, kadang kurindu padamu..

Menggores tinta warna merah pada lembar diaryku dan berkata "missing you" dengan sedikit hiasan bunga kamboja dari pekarangan rumahku dipulau dewata.

Semakin larut malamku, semakin rindu pula rasaku untuk sekedar menatap bola mata milikmu...senyummu dan gurat halus mimik wajahmu. Sedang mengukir bait-bait keheningan pada rasa yang kian ingin kubunuh saja agar berhenti. Bisu dan menyepi itu pilihku, tak ada yang salah tidak kau dan juga aku. Ini pilihanku...ini jalanku...hanya rasa yang mengumpat dibalik hati yang tak ingin terdengar olehmu atau mereka. Hanya tak ingin memaksa dan membiarkan garis tadir yang berkata untuk siapa aku...

Medendangkan bait-bait nada yang tak menentu ingin membawaku kemana, ini aku dengan rasaku kini...




05092012

i. d. a.