Jumat, 12 Desember 2014

................... ?

Apa tau kamu Tuhan cipta jalan setiap langkah
Bisu tanpa tanya jika takdir menyeru
Atur segala detik diantara sadar tanpa tau
Biar lalu kalau gitu

Itu harusnya kubaca
Bukan tanpa tanda yang kukutip
Surat itu tertulis takdir yang menjalan
Maka siapkan saja pena mu

Minggu, 24 Agustus 2014

Kamu...

Aku hanya teringat pada jari-jari yang lama membeku, aku mengukir lembar ambigu tanpa tau siapa yang mengerti selain kamu. Hari dan waktu berjalan tanpa ijinku mungkin kubiarkan saja semuanya tanpaku. Pelupuk manja yang melirik diantara rindu apa iya hanya milikku? tak ada nada yang mengadu diantara gema nadamu. Terpejam tanpa elak mengulas garis manja diantara durja, senja saja takkan kubagi dengan dua maka biar kunikmati pejamku. 
Jika mendua adalah dusta maka kuminta satu tanda tanpa dusta, biar kukecup punggung jemarimu sebagai janji. Aku menanti diantara waktu yang kuacuhkan biar kau dengar tanda yang tercipta tanpa pinta.



i      24/08/14

Minggu, 23 Februari 2014

Terlalu rapat saat semesta memilih gaduh diantara peraduan
Suaraku hilang tertelan malam
Terpejam namun menipu hasrat
Sunyi, layar itu tak bergerak
Hilang tanpa jejak

   Memainkan memori mencari kepingan
   Apa ada yang terluka karna bagianku

Gerutu mengusik keingintauan
Apa diam tak menyalahkan

   Bagian itu hilang
   Tanpa sisa kudengar pamit



-i-

Rabu, 18 Desember 2013

(Tanggal) (1)

Selamat atas rasa, mereka datang tanpa mau dan pergi tanpa tunda. Bagian itu menggores setiap helai bulan yang terus berputar pada angka-angka yang berjalan tanpa henti. Aku saja tak bisa menghitung lagi apa langkah ini sudah melaju dalam jutaan memori atau bahkan aku tak pernah memiliki memori. Aku mengingat bahwa satu cuplikan lalu kamu datang dan mendebarkan rasaku yang tak pernah ada, kamu meminta janji pada langit agar menjaga bagianmu yang kau cinta katamu. 


Menjalin genggaman tanpa batas kau mau sudahi namun langit tak melukiskan pancaran matahari dengan memorimu, kau melangkah dengan eratnya janji yang sedikit mengikis pada lenganku. Bunga berkelopak putih sebagai tanda aku mengucap kata yang kau ingat tentunya, hingga batas tak menjadi tangan yang  mengingkar ikatan. 
i

Minggu, 12 Mei 2013

Rindu saja pada cerita

Apa kabar dengan sebuah bait kata-kata yang kuabaikan sekian lama karna kewajibanku harus segera terselesaikan, suka saja melihatmu hanya ingin tau bukan untuk menyatu lagi. Kita apa kabar dengan kita yang lalu ceritanya sudah kutinggalkan sejak pesan singkat pagi itu. Siapa dia? atau siapa kita?
Syair saja sudah tak nampak pada layarku apa lagi imajinasi yang biasa kumainkan dengan waktu semua sepi dan diam saja kalo begitu.
Pernah kau bertanya pada malam yang jadi teman saat kita hanya bersenda gurau lupa dengan detak jarum jam yang terus bergeser dengan malam yang menjadi pagi. Apa kau sudah lupa dengan cerita yang kita buat dengan suara-suara dering yang kau sapa dengan manja.
Masih dengan keras pikiranmu yang tak terjangkau dengan gesekan memoriku. Hanya ingin menyapa saja lewat bait kata.


Pagi dengan merdu terkicau gemuruh rindu pada tuan yang tak bernama hanya dengan apa yang kau bawa dipundakmu. T.B





i. d. a

Jumat, 15 Maret 2013

Cuma Cerita

Hanya mengikuti apa yang tergaris oleh takdir saja maka kubiar ia mengalir tanpa halang yang memaksa biar singgah. Mungkin bukan cerita ini yang terbaik jadi bagian perjalanan tentang aku dan kamu (nanti), bukan saja hanya akan ada kata bersama tapi selamanya itu untuk aku dan kamu (nanti). Liat saja pelangi bermain dengan warna tanpa muram ia cerah dengan nada-nada sang kicauan pagi. Menghirup semilir yang menari diantara mimpi.

Aku (nanti) dan Kamu (nanti)







i. d. a.

Jumat, 15 Februari 2013

Mendung

Umpama saja mendung itu hanya bagian dari langit yang menyendu dengan tenang hingga sebagian dari bulir yang menetes perlahan mulai terjatuh diatas tanah dari yang menjejak, maka jadi lunak bagian pori yang merongga diantara tanah. Mungkin saja mendung juga hanya bagian dari lelahnya surya berbagi hangat saat bosan yang menyatu dengan alam.

Ah, hanya umpama saja bukan berarti benar adanya. Biar mendung jadi apa mau dan tujuannya hadir menyelimuti semesta yang ada diatas gerak langkah kami. 

Hanya sedikit sendu jika mendung tak usai dalam hari, tapi sedikit sejuk menghantar waktu diantara hari.



i. d. a.