Aku hanya terdiam pada batu tak bersuara
Mengalun pada gemercik yang sedikit bergericik
Gelombang fana mulai nampak kejinggaan
Terseret derasnya arus senja itu
Aku hanya sedikit ingin berbisik
Pada alunan yang kukhianati
Bersahabatlah denganku kali ini
Aku hanya ingin kau menyampaikan padanya
Aku merindukan hilirku
Yang lalu sempat berbisik
Yang lalu sempat menyipit pada kembang tawanya
Aku rindu torehan hangatmu
Aku rindu lentera yang sempat hinggap pada hati yang bisu
Mengalun sendu namun tertawa lucu
Indah sekali senja itu...
Kau mengarung dan aku diam diprahumu
Kau berceloteh dan aku tertawa dengan polosku
Tapi mengapa kau dusta
Kau mendua dan entah dia siapa
Dan entah pula aku ini apa untukmu
Fana sekali...
Tapi aku rindu perahumu...
Hei...tuan beransel...
-i. d. a. , jkt 26-01-2012
Rabu, 25 Januari 2012
Jumat, 13 Januari 2012
agus kurniawan
ya dan tak ada yang menduga aku mampu mengenalmu
setidaknya sedikit menyapamu
bersanding disampingmu saat ini tapi entah yang menanti
aku tak perduli
hmmm....belum perduli mungkin lebih tepatnya
biarlah, biar saja Tuhan menciptakan kau untukku saat ini
akang, itu panggilanmu dariku
jelas aku suka mendengar suaramu
menyapamu, membangunkanmu..
lepas..tertawa selagi aku suka mendengar tawamu itu..
Minggu, 01 Januari 2012
Samudera
beralun dalam tahtamu ditengah samudera
menoreh sangsaka pembela negara
kau gagah dalam tugasmu
bertahanlah demi cita-citamu
aku menanti dipersimpangan laut deras mu
kau laksana para dewa ruci sang penguasa samudera
bertahan diantara desiran angin yang mengunus rongga dada
berkawan dengan ombak yang kadang ingin menikam mu
bertahan lah ksatria pembela sangsaka
aku menanti dalam rindu
tersenyumlah jikala rembulan menyapamu
lihat betapa kuasanya sang pencipta
memberimu alam yang tiada buruknya
indah sekali, gemercik air yang menghiasi senjamu
-jakarta, 2 januari 2012, i. d. a. -
Langganan:
Postingan (Atom)