tak terbendung dan mengalir begitu saja
meratap pada sang bola mata
mendengar isakan tak henti
apa yang kudengar?
tangisankah itu?
atau hanya nada sendu yang samar
bergurau kufikir
benar nyata namun bulir itu mangalir
tangisan sang dara yang peluh nampaknya
benar-benar isakannya itu menggumam
tak lalu saja sang dara bernyanyi
nyanyian sendu nyatanya
biarlah kau terisak
nikmati saja tangisanmu itu...
-Jakarta, 27-04-2012, i. d. a.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar