Sabtu, 04 Agustus 2012

Semesta

      Jentikan jemari yang melantun kata menemani malammu kala sepi yang tiada reda menghantui malam-malammu, rindu pasti rasamu? tertawa kecil dengan canda sang semilir angin dengan setia menjadi kawanku.  Ah suka dengan rembulan yang kudamba slalu saja dengan pancaran hangatnya tak ada bintang yang menyanding memang. Sepi, itu yang nampak.. tidak fikirku dia hanya Tuhan takdirkan sendiri tanpa sepi sesungguhnya. Untaian kata dan beberapa makna yang mesra menyanding dinginnya malam yang mulai berganti waktu dengan pagi yang belum nampak oleh sang matahari. Kau tentu tak paham rasa itu mengikat sesungguhnya namun tergenggam dengan erat tak ingin mengungkap.
     Biar, malam yang mulai mengganti pagi ini jadi milikku seutuhnya tanpa sedikitpun mata dan nada tersadar akan rasaku. Bermain dengan gemuruh tanda hujan akan datang yang menjadi saksi kala itu. Menyembulkan rona yang tiada sangka terungkap tanpa ada mata yang menangkapnya. Kunikmati sendiri segala memoriku, kunikmati sendiri rona menyembulku dan biar kunikmati sendiri seisi alam semesta yang menemaniku.
    Ah, kalian ini begitu mempesona malamku yang mulai berganti dengan pagi dengan cahaya rembulan yang menghangatkan, sedikit gemuruh yang tak ingin pergi dan angin yang merasuk dalam tiap rongga-rongga kulit dan nafasku.

kunikmati saja dengan ronaku...


i. d. a.

2 komentar: