Rabu, 10 Oktober 2012

cerita kami

kali ini kami tak hanya ada aku..
tak pandai dalam bahasa yang tertulis dalam narasi, just try to write about us..

kembali teringat pada penokohan imajnasi yang terpatri pada bagian nyata kami..
Hai Rini, hai Daru, hai Vivi, dan hai Gadis..
Apa kabar? kalian satu pada senda gurau meski terlelap pada bagian malam

Hei Rin, tanpa sadar mata penikmat bagian tanpa celah milikmu merasuk pada rasa tentu saja tanpa sadarmu. Kau tanpa peka Rin slalu saja, nona terbaik pada kami yang masih memilih sendiri meski tak Hanya kau namun gadis dan vivi pun. Rin, lihat lah semesta biar ia merasuk pada rongga hatimu Menjelajah ruang agar nikmat kau rasa meski noda akan rasa yang terlalu lekat belum usai kau hapus. Nikmati, biar kami menjagamu dari tempat kami. Lepaskan helai yang mengikat hatimu perlahan biar kau rasa dan kian terasa damai. Tenang Rin kami disini...mengawasimu dengan mata tanpa lelap.

Hei Daru, bagaimana bisnismu? semoga Tuhan melancarkan bait-bait doa pada rezkimu. Nona Daru tanpa fokus, gemas kadang pada karaktermu menaik turunkan tawa dan emosi kami. Itu kau nona tapi memang itu kau dan itu memang kau. Terkekeh kadang memutar memori mengingat mimik khas pada gurat halus diwajahmu. Kami tak ingin lalu menjadi bayanganmu, biar saja lalu menjadi lalu maka lalu cepat berakhir. Kami menjaga rasa-rasa pada alurmu, nikmati takdir pada roman kau dan kekasihmu biar saja tak hanya cerah menemani semesta biar sekali-kali gemuruh yang mewarnai nada takdirmu. Warna yang tercipta akan apik jika kau kian menjaga warna yang pudar tanpa paksa pada catatanmu. Tenang saja, tetap kami yang menopangmu...

Hei Vivi, masa itu bagian memori yang enggan sungguh kami kau nikmati yang Tuhan beri, tapi dosa kami jika bangkang pada Tuhan. Biar kau tau kami tak mau ada bait sayatan pada hati yang menyatu dengan tabah milikmu. Sudah kulihat tawa pada cuplikan satu lukisan wajah pada lensa mata kami. Karena kami akan tetap kami dan pasti kami. Bersandarlah jika kau ingin pada genggam jemari kami. Tuhan menjaga dan kami menjaga, biar pria datang karna Tuhan yang inginkan. tak hanya Ririn tapi kau pun juga pantas membuka bagian rongga hatimu nona. Biar senyum kian menyatu pada desir angin yang menyapa kau dan kami.

Hei Gadis, kami tau kau diam pada tuan beranselmu kian bisu malah. Bermain-main saja pada imajinasi akan esta, maksud kami semesta. Kau bilang tanpa bait yang tercipta maka semesta tak menyatu pada bagian hati imjinasimu. Tak paham benarlah kami apa yang kau debatkan pada pemikiranmu. Kau akhiri bagian obsesimu itu dan tersadar tuan beransel saja cukup pada imajinasimu, semoga saja tak ada bualan yang kau bilang 'ya'. Apa kau sadar? atau bahkan sengaja tak ingin tersadar? kau takut nona... tak ada yang salah pada bait cinta yang terpasang pada memori hati. Bicara saja pada semestamu kau adukan diammu yang kau sebut cinta itu. Kami menjadi bayangan milikmu, biar saja mengawasi lebih dekatnya tingkahmu.

kami tetap kami, maka kami satu pada genggam tak terpisah, biar melarut saja pada yang mengalir hingga hilir tersampai.


i. d. a 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar