Rabu, 11 Juli 2012

Masa dan Rasa

Kadang ingin saja kuberlari pada rasa yang engga untuk kunikmati lagi, tapi apa daya lagi-lagi saja akupun terjebak pada masa dan rasa yang tepat tak ingin enyah dalam benak yang mulai bosan. Mengenal, menyapa, banyak bicara, menjadi kaku, berjalan mundur, hilang namun tertarik kembali, tersenyum getir, dan terluka. Itu yang namanya alur kehidupanmu nona, nikmati saja..nikmati sampai rasa yang tak terduga berubah sedemikiannya, lebih..lebih..dan lebih...

Ah... kadang yang kau tak ingin anggap menjadi nyatamu. Bisu kadang tak mampu bicara apa lagi, berkata aku rindu pun rasanya gengsiku terlalu melahap inginku biar sajalah. Biar masa yang mengikat nikmatnya dibalik tempat yang tak ingin kau jamah fikirku biar tetap kurapihan dengan cantiknya ruangku barangkali ingin kau tengok sesekali..

Mungkin singgasananya nampak terlihat lebih menggoda rasa dan masamu? Tersenyumlah dan nikmati inginmu. Setidaknya walau tak dapat syairku mengalun lewat nada aku tetap terdiam pada masa yang terikat pada rasa yang tercipta begitu saja.






Tak ada rencana ingin mengenalmu sejauh rasa yang mulai bermain pada rongga-rongga yang mulai tak bersekat karna fikirku mungkin kau tak sehebat Tuan Beranselku itu yang mampu buatku terdiam berbulan-bulan tapi tiada sangka kau lebih mengusik hati yang kini mulai kau jamah tanpa sadarmu. Hanya rindu bodohmu, rindu perhatianmu, rindu menitikkan air mata dengan wajah meringisku didepanmu dan rindu akan ketikan jemarimu pada ingatan lembar tebal yang harus segera kuselesaikan demi gelar sarjanaku.

Entah tak ingin sedikitpun mengusik apa yang terlintas dalam benak fikiran yang tak ingin kau bagi, maka tak akan ingin kutengok nikmatnya masamu. Biar kau lalui segala masa tanpa ingin lagi kau tengok aku dengan sedikit senyummu.

Rindu sungguh, biarlah sudah......






i. d. a.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar