Sabtu, 24 November 2012

Drama dalam Nyata

Demi apa pun yang ku cinta air mata itu bagian dari aku yang berdamping dengan bahagia. Jika bahagia itu hal yang slalu dinanti maka ingin kusampaikan pada angin dan butir-butir debu yang melebur hingga larut bahwasanya aku menanti bahagia tanpa luput akan penantian sedihnya. Mereka paket yang terbaik Tuhan ciptakan maka kunikmati hingga hayat yang menyatu pada bumi bersemayam. Andai bisa terbang maka ingin terbawa angin hingga lepas dari hari yang tak berujung. Bungkam saja pada diam maka baiknya senyum akan mengembang, Terima kasih Tuhan atas semesta yang membagi sinar cemerlang penjaga malam. Bangkit dari hari yang tertinggal dalam selongsong masa yang buat luka mengukir dengan usia yang mendamping. Akan ada detak tiap waktu yang menunggu kapan bulir itu akan kembali terisak atau bahkan akan kembali mengembang bersama gurat senyum yang merona. Tertunduk pada surya yang hangat dan tegar, melangkah dengan kuat maka diam saja agar bisu terus menyatu. Biar kuangkat dagu jika pedih berkata lelah dengan tugasnya pada pesona sang pagi. 



Biar tercatat dengan jemari bukan dengan suaraa yang merdu..
November dalam drama yang nyata...





i. d. a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar