Rabu, 06 Juni 2012

Senja


Mengingat kehausan akan rindu yang tak pernah ingin tersampaikan pada sang pemilik rindu, aku terduduk manis menikmati romansa sang rasa yang memeluk mesra kehangatan senja diantara penikmat cinta. Cinta tak pernah mau memaksa apa yang terasa pada penikmatnya, sakitlah jika kau kata cinta itu sakit untukmu, bahagialah jika kau pun kata cinta itu bahagiamu....bosan kufikir hanya melulu cinta yang mengusikmu.

Senja lebih ingin kunikmati pada sorot keindahan yang tak terganti lentera yang kadang tersamar. Warnamu yang mengikat rasa manis pada pancaran lebih menggodaku karna enggan aku menamaimu ke gundahan yang merusak hariku. Setidaknya aku suka caramu menggodaku dengan pancaran hangat yang buat pelupuk mataku nampak terlihat sedikit lebih syahdu.

Mengalun bersama dengan para penikmat alur kepenatan ibu kota ini aku tetap berdiri menatap gedung-gedung yang padat dan begitu sesak kufikir kota ini semakin lama. Menikmati betapa anggunnya kau hari ini senja, aku harap kau tetap nampak anggun dengan tiada taranya yang menggeser kenikmatanku akan pesonamu..sedikit berharap aku mampu menikmati senjamu tak dengan sepasang mata anak manusia saja namun dengan dua pasang mata yang juga kuharap menikmati pesonamu.

Itulah senja untukku kali ini..senja yang kucinta dengan bayang sang tuan yang kusimpan rapat dimemoriku, tak ada sesalku mengagummu karna tak ada rasa ingin mengikatmu karna pahamku kau tak akan ingin terikat oleh masamu, maka jika kau mampir lagi dengan suaramu yang mengungkap duduklah disampingku agar kau tersadar senja begitu indah dari pada kekalnya birokratmu.

Alurku akan tetap sama ketika aku memang menjadi pengagum sang senja.



i. d. a. , jakarta 7 juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar