Jumat, 22 Juni 2012

Syair

Apapun yang kau ingin dengar, dengar lah.. apapun yang ingin kau hempaskan, lakukanlah...
Mengutip pada bait-bait syair yang tiada henti kau jadikan tempat peraduanmu, kawanmu, dan belahan jiwamu. Nyata syair mengubah rasaku pada helai lembar-lembar yang tercemar tinta yang kadang tak ayal kubuang begitu saja ketika noda mulai nampak. Tuhan, kadang fikirku lelah yang tiada henti pada eluhanku bosan untuk Kau dengar, namun sungguh saja tiada lagi tempat peraduanku selain pangkuanMu. Hangat bulir bening yang setia mengalir karna semakin bisunya nada pada eluhan yang tak mampu terlontarkan.

Syair....untung kau tak pernah mengeluh padaku, untung kau dengan setianya mencintaiku, dan dengan setianya mejadi rasa pengikat tiap karyaku. Syair..kata indahmu mengembangkan tawa mereka, menyipitkan kalut mereka, menerobos rindu mereka..ah..kau slalu saja makna tanpa akhir kata yang tiada lupa menjadi kawan setia pada tiap rongga sang pecintamu.

Tiada elak kau nampak syahdu mendampingiku kali ini, meneriakkan rasa yang tertahan pada nadaku, mengalun bersama jentik jemari yang tak pernah lelah menari bersama rasa, hati, pemikiran yang mulai kau dan jemari lakukan. Gemas kadang saat rasa dan segalanya tak dapat menyatu dengan baiknya untuk sebuah karya tentangmu. Skali-skali kau terobos sajalah apa maumu jangan kau tunggu segalanya yang mengganjal dalam benakku hilang begitu saja, paksa saja sang jemari mengikuti apa mau karyamu. Tentu aku tak akan marah padamu syair, karna kau bagian dari jiwa dan pemikiranku..



i. d. a.

1 komentar:

  1. ya... untunglah syair tak pernah bosan dan malas mendengarkan kita, dan beruntunglah kita punya Dia, Tuhan semesta alam yg tak pernah lari dari hambanya :)

    BalasHapus